Kamis, 17 April 2014

Yukk Bertani Sayur.....




Budidaya bawang daun dengan stek anakan
 
Mayoritas masyarakat Indonesia sangat menyukai aroma yang sangat sedap dari bawang daun, dalam beberapa jenis masyakat ada yang wajib menggunakan penyedap aroma bawang daun ini, selain itu rasanya juga gurih dan akan menjadikan selera makan kita semakin bertambah jika masakan ditambahkan dengan bawang daun. Untuk itu sepertinya kebutuhan akan bawang daun tidak akan ada habisnya, maka dari itu budidaya bawang daun masih sangat berpeluang baik untuk dilakukan oleh para petani Indonesia. Jadi mau tunggu apa lagi mari kita manfaatkan peluang yang sangat bagus ini. Potensi pasar bawang daun masih cukup bagus, termasuk untuk pasar ekspor.
Langkah-langkah budidaya bawang daun

  • penyiapan lahan

penyiapan lahan dengan cara membajak lahan yang akan digunakan untuk budidaya,  kemudian memberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang yang sudah matang, dan pembentukan bedengan. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100-120 Cm dengan panjang disesuaikan.
  • Menyiapkan bahan stek anakan
Bahan stek yang digunakan diambil dari rumpun bawang daun. Rumpun yang hendak jadikan sebagai  benih haruslah berumur 2,5 bulan dan dalam kondisi sehat tidak terserang hama. Ukuran stek anakan juga harus diperhatikan. Ukuran stek anakan hendaknya menggunakan ukuran sedang, karena jika menggunakan ukuran yang kecil dimungkinkan pertumbuhan akan lambat, dan jika menggunakn ukuran yang terlalu besar  akan terjadi pemborosan benih. Namun tidak menutup kemungkinan menggunakan menggunakan ukuran stek anakan yang berukuran kecil untuk menghemat benih. 
  • Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara membuat  lubang  pada lahan yang sudah disiapkan, jarak tanam yang digunakan yaitu 20 X 20 Cm atau 20 X 25 Cm. Masukan benih yang sudah disiapkan kedalam lubang dengan tegak.
  • Perawatan
Lakukan pemupukan menggunakn pupuk cair, pupuk daun, atau pupuk N 1 minggu stelah tanam. Kendalikan hama penyakit dengan menggunakan pestisida sesuai dengan hama penyakit yang menyerang.
  • Panen
Panen adalah saat yang sangat ditunggu-tunggu. panen dilakukan dengan cara pencabut rumpun dan membersihkan akar dari tanah. 

"SELAMAT MENCOBA"

Rabu, 26 Desember 2012

ujian akhir semester


UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH       : KIMIA BAHAN ALAM
SKS                             : 2
DOSEN                      : Dr. Syamsurizal, M.Si
WAKTU                     : 22-29 Desember 2012

PETUNJUK : Ujian ini open book. Tapi tidak diizinkan mencontek, bilamana ditemukan, maka anda dinyatakan GAGAL. Jawaban anda diposting di bolg masing-masing.

1.      Jelaskan dalam jalur biosintesis triterpenoid, identifikasilah faktor-faktor penting yang sangat menentukan dihasilkannya triterpenoid dalam kuantitas yang banyak.
2.       Jelaskan dalam penentuan struktur flavonoid, kekhasan signal dan intensitas serapan dengan menggunakan spektrum IR dan NMR. Berikan dengan contoh sekurang-kurangnya dua struktur yang berbeda.
3.      Dalam isolasi alkaloid, pada tahap awal dibutuhkan kondisi asam atau basa. Jelaskan dasar penggunaan reagen tersebut, dan berikan contohnya sekurang-kurangnya tiga macam alkaloid.
4.      Jelaskan keterkaitan diantara biosintesis, metode isolasi dan penentuan struktur senyawa bahan alam . Berikan contohnya.

Jawab
1.      Jalur biosintesis triterpenoid

 Berdasarkan mekanismenya asetil-CoA melalui jalur asam mevalonat menghasilkan  isopentil pirofosfat (IPP) yang selanjutnya berisomerisasi menjadi dimetil alipirofosfat (DMPP) yang dibantu dengan enzim isomerase, dimana IPP dan DMPP bergabung menghasilkan Geranil Pirofosfat (GPP) membentuk senyawa monoterpenoid, kemudian GPP dan IPP digabung dengan mekanisme yang sama menghasilkan farnesil pirofosfat (FPP) membentuk senyawa sesquiterpenoid, selanjutnya FPP digabung dengan FPP dengan jalur mekanisme yang sama akan menghasilkan senyawa triterpenoid. Pada jalur biosintesis ini bisa dilakukan modifikasi untuk dapat meningkatkan jumlah produksi triterpenoid yang lebih banyak dan dengan waktu yang lebih singkat. Factor yang berperan untuk menentukan triterpenoid dalam kuantitas yang banyak yaitu :
a.       Penambahan enzim, dimana apabila dilakukan penambahan aktivasi enzim dan konsentrasi enzim yang terlibat dalam jalur biosintesis triterpenoid dapat meningkatkan kuantitas/produksi  senyawa triterpenoid.
b.      Penghambatan jalur asam mevalonat untuk mengoptimalkan jalur yang lain sehingga dapat meningkatkan produksi senyawa triterpenoid.
c.       Kondisi lingkungan juga berpengaruh pada proses isolasi triterpenoid

2.      Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 – 1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 – 10 cm-1. Penggunaan spektrum inframerah untuk penentuan struktur senyawa organik biasanya antara 650-4.000cm-1.
Pada penentuan struktur flavonoid, memiliki ikatan rangkap C=C dengan daerah serapan 1500-1600 cm-1, ikatan rangkap C=O dengan daerah serapan 1540-1870 cm-1, ikatan tunggal C=O daerah serapannya 1000-1260 cm-1, ikatan tunggal C-H daerah serapannya 3050-3150cm-1, serta ikatan O-H daerah serapannya 3200-3550cm-1.
Sedangkan Resonansi Magnetik Inti (NMR) spektroskopi adalah alat yang tersedia untuk menentukan struktur senyawa organik. Dimana NMR ini digunakan untuk mengidentifikasi struktur dari senyawa kimia. Berikut struktur senyawa flavonoid :

Contoh spectrum Inframerah pada antosianin
Hasil dari spectrum IR ini menunjukkan bahwa kemungkinan mengandung gugus -OH pada daerah serapan 3449,45 cm-1,  ikatan C-O alcohol terletak pada daerah serapan 1054,99 cm-1, sedangkan pada gelombang 1637,45 cm-1 menunjukkan adanya ikatan rangkap C=C aromatic.
Contoh spectrum 13C-NMR dan 1H-NMR pada kalkon
   



Spectrum 13C-NMR dari senyawa kalkon menunjukkan adanya 17 karbon yang berbeda, sinyal untuk satu karbonil pada δ 171, metal karbon pada δ 56,0. Pada spectrum ini juga menunjukkan terdapatnya kuarter enam karbon pada δ 153,6 (C-41) ; 149,1 (C-21) ; 148,7 (C-4) ; 148,6 (C-3); 121,9 (C-1); 111,1 (C-11), dan juga terdapat delapan metin karbon di δ 133,5 (C-β); 119,5 (C-α); 124,6 (C-61); 112,3 (C-6) ; 110,5 (C-5); 110,4 (C-2); 65,3 (C-51); 56,1 (C-31); 112,3 (C-6); 110,5 (C-5); 110,4 (C-2); 65,3 (C-51; 56,1 (C-31), serta terdapat 2 karbon metoksi pada δ 56,02.
Sedangkan pada spectrum 1H-NMR dari senyawa kalkon menunjukkan adanya dua kelompok metoksi dalam cincin β pada δ 3,85 dan 3,86 dengan mengintegrasikan 12 proton. Sinyal –OH fenolik pada δ 4,6. Proton olefin dari α keton dan β- tak jenuh terdapat pada δ 7,5 (1H, H-α) dan δ 7,7 (1H, H-β). Aromatic tiga proton dari cincin β terdapat pada δ  6,90 (1H, H-5), δ 6,91 (1H, H-2), δ 7.2 (1H, H-6).

3.      Pada dasarnya senyawa alkaloid bersifat basa karena didalam struktur alkaloid banyak terkandung atom nitrogen yang bersifat basa,  sehingga jika pada kondisi asam, nikotin dapat membentuk garam sehingga tidak ditemukannya pH nikotin murni.
sedangkan penambahan
basa adalah untuk membebaskan nikotin dari garam-garam.sehingga untuk isolasi senyawa alkaloid dilakukan menggunakan dua cara yaitu ekstraksi dengan menggunakan air dalam suasana asam dan ekstraksi dengan pelarut organic dalam suasana basa.
Contoh senyawa alkaloidnya yaitu : kodein, nikotin, dan morfin
 
4.      Keterkaitan antara biosintesis, metode isolasi dan penentuan struktur adalah biosintesis dilakukan untuk pembentukan senyawa bahan alam melalui beberapa molekul tertentu dengan menggunakan reaksi dasar, dimana setelah mengetahui hasil dari senyawa bahan alam tersebut dilakukan metode isolasi untuk menguji kandungan suatu senyawa bahan alam dalam sampel yang akan diuji, isolasi dilakukan dengan cara memisahkan beberapa senyawa yang ada dalam sampel menggunakan pelarut sehingga menghasilkan suatu senyawa tunggal yang akan ditentukan strukturnya melalui beberapa cara. Misalnya, identifikasi melalui spectrum IR, uv-vis, NMR, dengan adanya penentuan struktur ini akan dapat mengetahui golongan senyawa bahan alam dari sampel tersebut. Sehingga senyawa yang diperoleh dari isolasi tersebut diidentifikasi dan ditentukan strukturnya, kemudian hasil tersebut strukturnya dapat dimodifikasi untuk memperbaiki aktivitas biologisnya melalui jalur biosintesis.
Saya mengambil contoh yaitu senyawa triterpenoid, senyawa triterpenoid ini ditentukan dulu proses pembentukannya melalui jalur biosintesis senyawa terpen sehingga menghasilkan senyawa triterpenoid yang dilakukan melalui 2x proses penggabungan antar kepala dan ekor senyawa terpen melalui jalur asam mevalonat sehingga membentuk senyawa triterpenoid.
Pada poses isolasinya yang diambil adalah sampel kering dari kulit batang kecapi, kuli batang kecapi ini dibentuk serbuk terlebih kemudian dimaserasi dengan menambahkan 10 L heksana dilakukan sebanyak 4x, hasil maserasi disaring sehingga terdapat filtrate dan residu, ekstrak heksan dievaporasi dengan penguap vakum akan diperoleh ekstrak kering heksan, pada residunya dimaserasi menggunakan pelarut etil asetat kemudian disaring sehingga ekstrak yang diperoleh dilakukan evaporasi dan menghasilkan ekstrak kering etil asetat.
Kemudian dipisahkan senyawa yang ada menggunakan kromatografi kolom diisi dengan fasa diam silica gel, kemudian dielusi dengan motode SGP menggunakan pelarut heksan, setelah itu diuapkan pelarut tersebut lalu dicuci dengan heksan, menghasilkan Kristal putih.  Kristal putih ini diidentifikasi menggunakan pelarut Lieberman-burchard, hasil dari identifikasi ini terbentuk bercak berwarna merah yang merupakan senyawa ester, kemudian hasil tersebut di uji dengan spectrum IR,UV-VIS dan NMR untuk menentukan struktrunya.